Dengandemikian metode mengajar adalah metode yang dipergunakan oleh seorang pengajar untuk membawa anak didiknya ke tujuan pengajarannya (E. Kusmana, 1974:1). Lebih jelas lagi ditegaskan oleh pembelajaran yang pergunakan oleh guru kurang menarik bagi siswa, bahkan guru seringkali tidak mempunyai acuan yang jelas
Oleh Dra. DWI JARWANTI., Guru SMP N 13 Magelang Prestasi Belajar secara sederhana bisa dimaknai sebagai bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa dengan tiga aspek di dalamnya, yaitu kognitif, affektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono 2009 menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Prestasi belajar adalah hal mutlak yang harus dicapai siswa pada semua mata pelajaran, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa jika mampu mempelajari dan memahami bidang IPA secara komprehensif. Adapun manfaat yang dimaksud antara lain menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam; memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan sehari-hari; ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam; mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai lingkungan alam disekitar; konsep yang ada dalam IPA berguna untuk menjelaskan berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara untuk memecahkan permasalahan tersebut; menyadari pentingnya peran alam dalam kehidupan sehari-hari; memberikan pengetahuan untuk mengetahui perkembangan makhluk hidup dari zaman ke zaman; membantu manusia dalam pengembangan IPTEK. Manfaat tersebut di atas belum bisa dicapai secara optimal oleh siswa di sekolah, termasuk siswa di SMP N 13 Magelang. Hasil kajian dan analisis guru menunjukan bahwa nilai hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan. Persentase tingkat ketuntasan KKM hanya mencapai 32,25 persen. Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga masih rendah. Siswa memiliki pandangan bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit dengan kuantitas materi yang sangat kompleks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka dibutuhkan satu metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan prestasi belajar IPA. Adapun metode pembelajaran tepat untuk dilaksanakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati dan mengalami prosesnya, membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil pengamatan dan percobaan tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi bersama. Melalui metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk belajar sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik pembuktian, dan mengambil kesimpulan sendiri dari proses yang dilakukan. Tujuan metode eksperimen adalah untuk melatih siswa agar mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melalui pembelajaran eksperimen, siswa dapat terlatih dengan cara berpikir ilmiah scientific thinking. Metode eksperimen memberikan pengalaman kepada siswa untuk menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Djamarah 2006 menegaskan bahwa metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen; kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa melalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung; siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung; mengembangkan sikap terbuka bagi siswa; dan metode ini melibatkan aktivitas dan kreatifitas siswa secara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme. Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka untuk meningkatkan dan/atau mengoptimalkan prestasi belajar IPA maka guru akan melaksanakan sebuah kegiatan ilmiah yakni mengimplementasikan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
meningkatkanhasil belajar siswa kelas V SDN Meselesek pada mata pelajaran IPA. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA I. PENDAHULUAN IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan tuntutan dari Abstract Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi secara hapalan, proses pembelajaran masih berpusat pada guru teacher centered dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber yang tersedia. Proses pembelajaran IPA akan terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran, salah satu faktor yang penting yang harus diperhatikan adalah pendekatan atau strategi pembelajaran dngan  memaksimalkan keterlibatan siswa dalam kegiatan mental intelektual dan sosial emosional dengan berfikir logis dan sistematis serta dapat mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri  self belief dalam menemukan aturan-aturan, konsep-konsep atau rumus-rumus. Hal tersebut dapat dicobakan melakukan penelitian dengan penggunaan metode eksperimen. Metode Pembelajaran Eksperimen adalah metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek yang diamati, keadaan atau proses tertentu. Pelaksanaan penelitian dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kertajaya 02 secara signifikan dengan nilai rata-rata dapat dilihat dari hasil pre tes siklus kesatu yaitu 50,00 dan  siklus kedua sebesar 53,85. Serta hasil pos tes siklus kesatu 63,08; dan Siklus kedua 71,92. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada hasil pre tes siklus 1 ada 8 siswa dari 26 siswa yaitu 30,77%, pre tes siklus 2 ada 9 siswa dari 26 siswa yaitu 34,62%. Sedangkan hasil pos tes pada siklus 1 ada 16 siswa yang mencapai nilai KKM 61,54%, dan pada pos tes siklus 2 ada 23 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 88,46%. Berdasarkan hasil tes dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal, maka penelitian ini dianggap berhasil karena hasil yang dicapai sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV sekolah dasar. Mediapembelajaran alami merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam.Media pembelajaran buatan merupakan media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya. Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu membelajarkan siswa SD dalam belajar IPA, antara lain : 1. Benda-benda konkrit (nyata) Benda-benda Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi dalam menyampaikan materi dari seorang guru atau tenaga pendidik kepada seorang pelajar atau biasa dikenal dengan siswa. Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu para tenaga pendidik dalam memberikan materi berdasarkan sifat atau karakteristik setiap anak. Metode pembelajaran saat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang maksimal kepada siswa. Disamping itu, sistem pembelajaran dengan metode seperti ini juga lebih efektif daripada hanya sekedar menyampaikan materi saja. Sering bingung dengan metode pembelajaran siswa? Atau kamu belum tahu bagaimana metode belajar mengajar yang baik? Yuk, Kamu bisa baca lebih lanjut mengenai metode pembelajaran dan ruang lingkupnya disini. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli1. Agus Supriyono2. Husnaeni3. Prawiladaga4. Nana Sudjana5. Ahmadi6. Gerlach dan EllyMedia Pembelajaran1. Media Pembelajaran Audio2. Media Pembelajaran Visual3. Media Pembelajaran Audio VisualMacam – macam Metode Pembelajaran1. Ceramah2. Diskusi3. Demonstrasi4. Tanya Jawab5. Resitasi6. Eksperimental7. Study Tour8. Latihan9. Problem Solving10. Metode Mengajar Beregu11. Metode Mengajar Sesama Teman12. Jigsaw13. Contextual Teaching and Learning Context CTL Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli Sumber 1. Agus Supriyono Dalam bukunya menjelaskan, metode pembelajaran adalah suatu pola sebagai rancangan atau pedoman dalam melakukan perencanaan pembelajaran selama di kelas. 2. Husnaeni Mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu model pembelajaran yang telah disiapkan dari awal hingga akhir oleh guru yang akan mengajarkannya di kelas. 3. Prawiladaga Juga menyebutkan apabila metode pembelajaran adalah suatu urutan atau prosedur sekaligus cara yang seorang guru gunakan untuk dapat melaksanakan tujuan dari proses pembelajaran. Atau dengan kata lain, metode pembelajaran ini dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Nana Sudjana mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara guru dalam melakukan hubungannya dengan siswa ketika terjadi proses belajar mengajar. 5. Ahmadi Metode pembelajaran adalah bentuk pengetahuan tentang berbagai cara dalam mengajar, yang kemudian dilakukan oleh seorang pengajar. 6. Gerlach dan Elly Memiliki pandangannya sendiri dalam menjelaskan metode pembelajaran, yaitu tentang rencana sistematis dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, bisa diambil kesimpulan jika metode pembelajaran adalah cara strategis dalam menyampaikan materi pengajaran dari seorang pendidik atau pengajar kepada para pelajar atau siswanya, serta untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Tidak hanya itu, metode pembelajaran memiliki beberapa karakteristik didalamnya, yaitu bersifat luwes atau fleksible. Ini artinya setiap metode harus memiliki sisi penyesuaian dengan sifat atau watak dari murid serta materi yang diajarkan. Seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran secara fungsional atau bentuk teori dan praktik dapat memberikan kemampuan praktis untuk siswanya. Selain itu, tenaga pendidik juga harus mampu mengembangkan materi tanpa menguranginya, dengan cara memberikan keleluasaan atau kesempatan murid dalam menyampaikan pendapatnya. Media Pembelajaran Sumber Secara umum, media pembelajaran adalah alat bantu untuk melakukan proses pengajaran guna memudahkan pemahaman dalam menyampaikan informasi melalui berbagai sarana. Dalam proses belajar mengajar, memang tidak selalu dibutuhkan media didalamnya. Namun, tidak ada salahnya apabila seorang pengajar mempunyai kemampuan kreativitas dengan memberikan beberapa media pembelajaran untuk meningkatkan tingkat pemahaman dan antusiasme siswa. Ada banyak media yang bisa dimanfaatkan dalam proses ini, tidak perlu yang rumit atau susah. Coba kita lihat ada benda apa di sekitarmu, jika kamu sadar kamu pasti akan menemukannya dengan mudah. Dalam hal ini, ada beberapa macam media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut 1. Media Pembelajaran Audio Sumber Media pembelajaran audio adalah model pembelajaran dengan memanfaatkan suara sebagai alat bantu pengajaran. Contohnya, ketika seorang guru bahasa Inggris melakukan proses belajar mengajar. Guru ini dapat menggunakan media audio seperti fasilitas laboratorium bahasa untuk mengasah kemampuan listening atau pendengaran siswa dalam memahami percakapan bahasa inggris. 2. Media Pembelajaran Visual Sumber Berbeda dengan media pembelajaran audio, media ini lebih menekankan pada penglihatan atau kretivitas visual. Untuk menyiapkan media pembelajaran visual tidak terlalu sulit, atau bahkan biasanya sudah disiapkan oleh media – media elektronik saat ini seperti fitur yang terdapat di laptop. Sebagai contoh, penggunaan grafik, chart, poster, atau gambar menarik lainnya. Melalui media tersebut, guru bisa menyisipkan materi yang disampaikan sehingga terkesan lebih menarik dan siswa juga lebih bersemangat untuk belajar. Tidak hanya itu, kamu sebagai guru juga bisa menggunakan power point dengan alat bantu LCD dan projector untuk menampilkan slides yang telah kamu siapkan. 3. Media Pembelajaran Audio Visual Sumber Seperti namanya, media pembelajaran jenis ini menggabungkan dua media yaitu audio dan visual. Untuk menggunakan media audio visual, mungkin kamu bisa mencarinya dari internet jika ingin lebih mudah dan cepat. Contohnya, guru jika ingin memberikan contoh suatu peristiwa, bisa mencari permisalan dari internet dan diunduh atau langsung saja ditampilkan berupa video talkshow atau yang lainnya kepada para siswanya. Sumber Apabila kamu adalah salah satu dari tenaga pengajar di Indonesia, jangan lagi bingung dengan metode – metode saat ini. Mengapa demikian? Karena terdapat banyak jenis metode pembelajaran yang bisa kamu gunakan untuk mengajar para siswa berdasarkan kriteria masing-masing jenis metode pembelajarannya. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut macam-macam metode pembelajaran yang bisa diterapkan 1. Ceramah Sumber Metode pembelajaran ceramah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dan paling lama dikenal oleh setiap tenaga pengajar. Dalam metode ini, seorang pengajar dituntut untuk menyampaikan informasi lebih banyak daripada mempertimbangkan feedback dari siswa. Sistem pembelajaran metode ini hanya berpusat pada guru dalam menjelaskan materi, serta bentuk komunikasi lisan dari guru kepada siswanya. Metode pembelajaran ceramah ini memiliki kelemahan dan kelebihan didalamnya. Kelemahan metode ini adalah hanya berfokus pada sang pengajar dan siswa cenderung pasif atau mendengarkan materi yang telah disiapkan dan dituturkan oleh sang pengajar. Di sisi lain, kelebihan metode ini justru memberikan materi yang sangat jelas dari guru. Siswa disini akan mendapat materi yang benar dan jelas. Apabila dibandingkan dengan sistem belajar mandiri, dimana siswa didorong untuk mencari dan memahami materi sendiri, siswa memiliki kemungkinan untuk mendapat kesalahpahaman dalam mendapat pengetahuan, sehingga sistem ceramah ini lebih disarankan. Seiring berjalannya waktu, metode ceramah ini mengalami perkembangan dengan menggabungkan metode tanya jawab yang bervariasi didalamnya, sehingga pembelajaran dua sisi masing-masing dari siswa dan guru dapat tercapai dengan lebih baik. 2. Diskusi Sumber Metode pembelajaran jenis ini berbanding terbalik dengan metode ceramah sebelumnya, karena lebih memfokuskan memahami materi pada siswa. Biasanya, guru membagi anggota kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian menyuguhkan suatu persoalan atau permasalahan dimana siswa atau kelompok tersebut harus menemukan jawabannya. Melalui metode diskusi, secara tidak langsung siswa akan memahami materi yang disampaikan. Mereka langsung melakukan praktek untuk menemukan solusi dari persoalan tersebut. Siswa disini dituntut untuk aktif dalam mengemukakan pendapat mereka meskipun diantara sesama teman kelompok, sehingga secara tidak sadar ini juga melatih tingkat percaya diri mereka dalam berfikir kritis. Metode pembelajaran diskusi ini juga memiliki manfaat didalamnya, yaitu melatih siswa untuk saling menghormati setiap opini yang diberikan oleh temannya. Jika ada banyak perbedaan pendapat dalam satu kelompok, mereka harus menahan dirinya masing-masing untuk mempertimbangkan pendapat teman yang lain atau dengan kata lain mereka menerapkannya dengan cara musyawarah. Selain itu, suasana kelas juga lebih hidup dengan mendengarkan pendapat masing-masing kelompok didalamnya. 3. Demonstrasi Sumber Model pembelajaran demonstrasi adalah metode menjelaskan suatu peristiwa atau materi tentang prosedur dengan cara mencontohkannya. Tentu, model demonstrasi ini memiliki kelemahan didalamnya yaitu terlalu memakan waktu dalam penyampaiannya. Selain itu, tidak semua materi bisa diterapkan dengan metode ini. Meskipun demikian, sisi positifnya adalah siswa akan lebih tertarik dan fokus dalam memahami materi yang disampaikan. 4. Tanya Jawab Sumber Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan dari guru kepada siswa atau siswa yang memberikan pertanyaan ke guru. Metode ini menyampaikan materi melalui pertanyaan dan jawaban yang diberikan, dan memiliki jangkauan persoalan yang lebih luas. Manfaat dari metode ini adalah bisa mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi, dan memberikan stimulus siswa untuk merespon setiap aktivitas, serta guru juga bisa mengevaluasi apa hal – hal atau materi yang sekiranya sudah dan belum dipahami oleh murid. 5. Resitasi Sumber Metode Pembelajaran Resitasi biasa juga disebut dengan metode pembelajaran penugasan merupakan model pengajaran dengan memberikan tugas diluar jam kelas kepada siswa. Guru memberikan tugas untuk memahami materi lebih lanjut di rumah masing-masing, kemudian ketika sesampainya di kelas siswa diharapkan bisa menjelaskannya didepan teman – temannya. Kelemahan dari model ini terjadi apabila peserta didik memiliki sifat malas, maka terdapat kemungkinan kalau dia akan mengerjakan tugas dengan menyalin bahkan tidak melakukannya. Di sisi lain, kelebihan dari sistem resitasi yaitu akan membiasakan siswa bertanggungjawab terhadap tugasnya sendiri, serta memiliki inisiatif untuk mempelajari materinya sendiri tanpa menunggu proses pembelajaran di kelas bersama tenaga pendidik. 6. Eksperimental Sumber Metode pembelajaran eksperimental juga biasa disebut dengan metode percobaan. Metode ini menuntun sang pendidik untuk melakukan percobaan dan memberikan pegalaman kepada murid. Contohnya, melakukan percobaan pencampuran warna. Guru bisa mencoba melakukan pencampuran dua warna berbeda dan menghasilkan warna baru. Terkait materi warna tersebut, siswa akan mendapat pengalaman atas percobaan yang telah mereka lakukan. Kelemahan dari metode pembelajaran ini adalah terdapat kemungkinan untuk siswa atau murid untuk takut melakukan percobaan tersebut. Bisa saja mereka takut kotor dan lain sebagainya. 7. Study Tour Sumber Metode pembelajaran study tour merupakan variasi dari berbagai jenis model pembelajaran yang ada. Metode ini membawa para siswanya untuk berwisata keluar, dan mengenalkan hal – hal baru kepada mereka. Contoh pelajaran yang bisa dilakukan dengan metode ini adalah pelajaran sejarah, guru bisa membawa muridnya untuk melakukan wisata atau perjalanan menuju museum. Selain memberikan pengalaman yang mnyenangkan dan tidak membosankan, siswa juga akan merasa lebih paham terhadap materi karena bisa melihat secara langsung bukti sejarah yang ditampilkan. Namun, metode ini tidak selalu bisa diterapkan di seluruh jenjang kelas. Mungkin hanya bisa untuk yang tingkatnya sudah tinggi, atau bisa saja untuk anak – anak dengan dampingan orang tua. 8. Latihan Sumber Metode latihan juga biasa disebut dengan metode pembelajaran drill. Metode jenis ini dilakuakn oleh guru dengan memberikan berbagai macam latihan kepada siswanya. Seperti namanya, latihan berarti pengulangan atau diulang-ulang secara terus menerus. Kelebihan dari metode pembelajaran drill ini adalah memberikan kesiapan atas keterampilan siswa, serta memberikan pengetahuan yang luas kepada mereka. Sedangkan kekurangan dari model jenis ini adalah siswa akan mudah merasa bosan, dan tidak meningkatkan tingkat kreativitas mereka. 9. Problem Solving Sumber Metode pembelajaran problem solving merupakan suatu strategi mengajarkan materi dengan memberikan permasalahan berupa pertanyaan atau pernyataan terkait oleh tenaga pendidik. Secara tidak langsung, siswa dihadapkan situasi permasalahan dan harus memecahkannya. Kelebihan dari metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dalam menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Namun, kelemahannya adalah proses pembelajaran yang memakan waktu untuk menunggu siswa dalam menemukan jawaban, serta tidak selalu materi atau pelajaran bisa memunculkan suatu permasalahan untuk diselesaikan. 10. Metode Mengajar Beregu Sumber Metode menagajar beregu ini dilakukan oleh beberapa guru atau tenaga pengajar dalam satu kelas, dengan setiap pengajar memiliki tugas berbeda didalamnya. Untuk penilaiannya, biasa dilakukan dengan cara melakukan ujian lisan melalui beberapa guru tersebut, sehingga hasil penilaian tidak hanya ditentukan oleh satu orang guru saja. 11. Metode Mengajar Sesama Teman Sumber Sepanjang proses pangajaran, pasti terdapat waktu dimana siswa bisa memahami materi yang disampaikan melalui temannya. Nah, disini peran metode mengajar teman diterapkan. Metode ini juga biasa disebut dengan metode peer teaching, yaitu siswa diminta untuk menyampaikan atau menjelaskan materi kepada temannya. Selain memberikan penjelasan kepada sesama teman, proses assessment atau penilaian juga dilakukan oleh temannya sendiri. Model ini lebih cocok untuk diterapkan di tingkat tinggi, karena siswa cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama. 12. Jigsaw Sumber Metode pembelajaran jigsaw dilakukan dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan memberikannya sub bahasan atau topik yang akan mereka dalami. Masing-masing kelompok ini terdapat 4 hingga enam orang, dan mereka kemudian mendiskusikan sesuai materinya masing-masing. Setelah itu, dari kelompok tersebut mereka harus menentukan satu orang ahli yang akan digabungkan dengan para ahli dari kelompok yang lain. Melalui kelompok para ahli tersebut, mereka berdiskusi saling menjelaskan materinya masing-masing dan kembali lagi ke kelompoknya untuk disampaikan lagi. Baru kemudian mereka menjelaskan didepan kelas. 13. Contextual Teaching and Learning Context CTL Sumber Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL merupakan proses pembelajaran dengan penerapan atau pengaplikasian materi pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor siswa sehingga mereka berlatih untuk lebih kritis dalam menangkap setiap materi. Manfaat dari metode ini adalah siswa akan lebih ingat dan materi yang diajarkan juga akan lebih diserap. Mengapa demikian? Karena materi tersebut sangat berkaitan bahkan mereka terapkan di kehidupan mereka. Dalam hal ini, guru dituntut agar bisa memberikan relasi atau hubungan atas materi yang ia sampaikan dengan kehidupan fakta dan memberikan penjalasan terkait keterlibatan siswa. Oleh karena itu, melalui metode ini siswa tidak hanya mengingat materi secara jangka pendek tetapi juga mengimplementasikannya ke area yang lebih luas lagi, seperti kehidupan nyata. Demikian uraian singkat tentang metode atau model – model pembelajaran yang bisa kamu terapkan di kelas. Tentu masing – masing dari sekian jenis pembelajaran tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, tinggal bagaimana kamu menyeseuaikannya dan membuat perancangan yang matang dengan kondisi atau situasi yang ada di kelas saja.
RADARSEMARANGID, MATA pelajaran sains atau lebih dikenal dengan IPA khususnya pada tingkat sekolah dasar, kebanyakan siswa menyukai pelajaran tersebut, menurut mereka IPA merupakan mata pelajaran yang menarik dan tidak pelajaran IPA membahas tentang lingkungan alam atau kejadian-kejadian di alam.
Bagi anak, apapun kegiatannya adalah menyenangkan. Tidak terkecuali dengan aktivitas belajar yang idealnya juga dikemas menjadi kegiatan yang menyenangkan. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan tidak bergantung pada materi atau mata pelajaran tetapi tergantung cara guru mengajar. Bisa menjadi menyenangkan apabila disampaikan oleh guru yang menyenangkan. Sebaliknya, materi pelajaran yang sebenar-nya mudah bisa menjadi membosankan apabila disampaikan oleh guru yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki metode, pendekatan serta media khusus yang dapat membuat para siswa senang mengikuti kelasnya. Buku ini menawarkan sebuah konsep pembelajaran yang menyenangkan khususnya pada pelajaran IPA di SD/MI dan sudah melalui upaya praktek yang dilakukan oleh beberapa peneliti dan guru. Dalam buku ini dikemas sebuah pendekatan, metode dan media seperti pendekatan paikem dan inkuiri, metode savi dan quantum learning, serta penggunaan media seperti bola bekel, ular tangga, puzzel, Pop-Up Book dan Mind Map. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan keilmuan tentang pembelajaran yang menyenangkan serta dapat diaplikasikan khususnya pada pelajaran IPA di SD/MI, dan terima kasih kami ucapkan kepada bapak Hanif Amrulloh dan Ibu Masrurotul Mahmudah selaku editor dan dosen pembimbing sehingga mampu melahirkan sebuah karya yang bisa bermanfaaat untuk para calon pendidik dan pendidik di SD/MI. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... According to Asrofi 2008, the implementation of effective and interesting learning requires learning models with the help of appropriate media in order to support learning activities, so that the students will be happy in participating in learning and can receive the knowledge delivered by the teacher. Based on observations conducted in several Senior High Schools in the Special Region of Yogyakarta, it was found that the interest of students in physics learning was quite high, but they were getting bored as the response to the learning process of physics. ...Ahsan Abdulfattah Supahar PaharProblem solving skills are an important part of physics learning in schools and is also useful for adapting to the environment. Problem solving skills are also a demand for education in the 21st century, so having this skills can help to compete in gaining experience in this all-modern world. This study aimed to determine the feasibility of the developed test instrument in terms of content validity and reliability. The test instrument developed was in the form of multiple choices with a total of 25 questions. The analysis of content validity of the test instrument was conducted using the Aiken's V Coefficient. The empirical validity and reliability of test instrument were estimated using the Classical Test Theory CTT and Item Response Theory IRT. The results of this study showed that the test instrument developed was valid with Aiken's V Coefficient ranging between to and reliable with a reliability value according to CTT of while the developed questions were stated reliable according to the IRT if used by the students with the ability ranging between to in logit scale. Based on the results of the study, the instrument developed was feasible to be used as an instrument for testing problem solving Dwi OktaviyaniOryza Intan SuriAnak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa ini, diperlukan pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan sistem penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak mampu belajar dengan baik, proses belajar pada masa prasekolah adalah dengan cara bermain. Kemampuan kognitif dalam proses pembelajaran, anak lebih sering menggunakan permainan yang menyenangkan agak anak dapat mengeksplor kreativitasnya dengan cara belajar sambil bermain. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Terapi Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Kognitif Usia Prasekolah di TK/TPQ Plus Hidayatullah. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan penelitian Quasi Eksperimental Design One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian sebanyak 30 murid dengan Purposive Sampling. Metode analisis data menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil kelompok sebelum dan sesudah Uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukan p value perkembangan bahasa 0,02, p value perkembangan motorik halus 0,014, p value perkembangan sosial 0,008, dan p value menggunakan lembar observasi 0,025 dengan standar p value < 0,05. Kesimpulan ada pengaruh kelompok sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain Mahayani Irwandani IrwandaniYuberti YubertiThis research aims to; 1 Determine the feasibility of learning media in the form of a pop-up box based on problem solving as a media for learning physics, 2 to know the attractiveness of learning media in the form of pop-up box based on problem solving as a medium of physics learning. This research is an R & D research that adopts the development of Borg &Gallyang has been modified by Sugiono. Subjects in this study are students class VIII SMPN 5 Bandarlampung, SMP WIYATAMA Bandarlampung and MTS Al-Huda JatiAgung with data collection instruments used in the form of questionnaires given to material experts, media experts, educators physics junior high school to test the quality of media learning and questionnaire response learners to know the interest / response of learners to learning media developed. The type of data generated is qualitative data which is analyzed by guidance criteria of rating category to determine product quality using Likert scale. The results of this study are; 1 Produce a pop-up box product as a learning medium; the product quality that has been developed is "very feasible" with percentage based on expert material appraisal, 89,67% by media expert equal to 89,77% and educator of junior high school with percentage equal to 91,11%; 2 Student response conducted with small group trial and VIII class trial in 3 three schools with feasibility percentage and field trials in 3 three schools each at SMPN 5 Bandarlampung 92,54%, SMP WIYATAMA Bandarlampung 95,50%, and MTS Al-Huda JatiAgung 93,6%. Keywords Research and Development, Learning Media, Pop-Up Box Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk; 1 Mengetahui kelayakan media pembelajaran berupa kotak Pop-up berbasis problem solving sebagai media pembeljaran fisika; 2 Mengetahui kemenarikan media pembelajaran berupa kotak pop-up berbasis problem solving sebagai media pembelajaran fisika. Penelitian ini merupakan penelitian R&D yang mengadopsi pengembangan dari Borg & Gall yang telah dimodifikasi oleh Sugiono. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 5 Bandarlampung, SMP WIYATAMA Bandarlampung dan MTS Al-Huda Jati Agung dengan instrument pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, tenaga pendidik fisika SMP untuk menguji kualitas media pembelajaran dan angketr espon peserta didik untuk mengetahui ketertarikan/respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Jenis data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian untuk menentukan kualitas produk menggunakan skala Likert. Hasil penelitian ini adalah; 1 Menghasilkan produk berupa kotak pop-up sebagai media pembelajaran; kualitas produk yang telah dikembangkan adalah “sangat layak” dengan persentase berdasarkan penilaian ahli materi, 89,67% oleh ahli media sebesar 89,77 % dan tenaga pendidik SMP dengan persentasese besar 91,11%; 2 Respon pesertadidik yang dilakukan dengan uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan kelasVIII di 3 tiga Sekolah dengan persentase kelayakan 95,47% dan uji coba lapangan di 3 tiga Sekolah masing-masing sebesardi SMPN 5 Bandarlampung 92,54%, SMP WIYATAMA Bandarlampung 95,50%, dan MTS Al-Huda Jati Agung 93,6%. Kata kunci Penelitian dan Pengembangan, Media Pembelajaran, Kotak Pop-Up Fitri WahyuniAbstrak Setiap siswa pada hakikatnya kreatif. Untuk mengembangkan potensi kreatif siswa diperlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi perkembangan potensi kreatif. Salah satu layanan bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan kreativitas siswa SMP N 2 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Educational Research and Development. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping terbukti efektif mengembangkan kreativitas siswa. Tingkat kreativitas siswa mengalami kenaikan sebesar 8,2% dari sebelumnya 66,1% meningkat menjadi 74,3%. Peningkatan tersebut terjadi pada semua aspek kreativitas. Hasil uji statistik wicoxon menunjukkan nilai probabilitas dibawah 0,05 0,0025<0,05, artinya bahwa bimbingan kelompok teknik mind mapping efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa. Disarankan bagi guru khususnya guru bimbingan dan konseling untuk selalu meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling, dan model bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping yang dikembangkan dalam penelitian ini hendaknya dapat digunakan konselor sebagai salah satu model layanan dalam membantu siswa SMP untuk mengembangkan kreativitas siswa. Abstract Each student is essentially creative. In order to construct student creative potency required an environment wich facilitating the development of creative potency. One of guidance and counseling effective service to develop creativity is group guidance services. The aim of this research is to generate an effective mind mapping tecni-que group guidance model to improve students' creativity. This study uses a model of educational research and development. The results showed that mind mapping technique group guidance model is effective to improve students' creativity. Level of students' creativity increased creativity about before group guidance is 66% and after group guidance. It increased of level of occurred in all aspects of creativity. The results from test statistic wilcoxon that skor of probability under 0,0025<0,05, so mind mapping technique group guidance model is effective to improve students' creativity. Suggestions for teachers, especially guidance and counseling teachers always improve the quality of guidance and counseling services, and mind mapping technique group guidance model developed in this research should be used by counselor as a model services to helping junior high school students to enhance their creativity. Erwin Putera PermanaYeny Endah Purnama SariThis research is based on the observation in the third grade of Natural Science IPA subject matter of healthy and unhealthy environment characteristic, that most of students have difficulty in learning because the teacher uses conventional teaching method. In addition, the use of learning media is considered less maximized by teachers. This research is research and development R & D with model of ADDIE development. Stages there are 5 stages namely 1 Analysis Analysis, Development Design, Implementation Implementation, Evaluation Evaluation. Validation is done by material experts, media experts, and classroom teachers. The conclusion of this research is 1 Result of Development of Pop Up Book media with material to distinguish the characteristics of healthy and unhealthy environment Valid. 2 The teacher's response to the learning media of Pop Up Book that was developed, after being used in learning material, characteristic of healthy and unhealthy environment obtained good response. Likewise the response of students to this media get a positive response. 3 Pop Up Book media characteristics of a healthy and unhealthy environment based on the overall assessment of the percentage of assessment is in the category of very appropriate to be used as a medium of learning Natural Science for grade 3 primary school students. Based on the conclusions of this study, recommended 1 for teachers, one of the media that can be used in supporting the learning process is Pop Up Book, can help students become more active and can create a fun class atmosphere. 2 For further research, trials should be conducted more widely, so as to produce a widely used learning medium. Rachmat SahputraIncreasing Student Interest With Inquiry Approach Lesson In Natural Sciences IPA Primary School. Students' interest in learning Natural Sciences IPA which is characterized by relatively low less attention and less active students during learning in the classroom. This study is intended as an effort to increase student interest in learning the science subjects. The study was conducted by the method of Classroom Action Research CAR conducted an inquiry approach to fourth grade students in public elementary school Tanjung Sari Nanga Pinoh using instruments such as observation sheets. The data were tested for normality distribution of the observation of the data with the Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk and t-test for the significance of differences in the data each cycle. The results of the research that has been conducted in two cycles of learning for 22 students in action cycle I gained interest in learning with the percentage of Through the inquiry approach to learning that is done has improved the students' interest in learning science subjects with the results of the data obtained in the second cycle as much as 100% of students have been interested in the science lessons, characterized by high enthusiasm to learn and actively take part in the experiment are taught. Thus through the inquiry approach has been able to increase student interest, especially in natural science subjects and can improve the process. Keywords Interest in learning, inquiry approach, Lesson in natural DarusmanABSTRAK Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematik siswa Sekolah Menengah Pertama SMP, sehingga diperlukan metode pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang diterapkan adalah Metode Mind Mapping , dikarenakan dengan metode pembelajaran mind mapping kemampuan berpikir kreatif matematik siswa lebih baik jika dibandingkan dengan metode pembelajaran latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan metode mind mapping lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya biasa. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen berbentuk kelompok kontrol pretes-postes, dengan perlakuan metode pembelajaran mind mapping dan pembelajaran biasa konvensional. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes uraian sebanyak 4 soal, kemudian data skor kemampuan berpikir kreatif matematik siswa tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan metode mind mapping lebih baik daripada cara biasa. Kata Kunci Berpikir Kreatif Matematik, Mind Mapping ABSTRACT The problem of the background of this research is still low ability to think creatively mathematical school students SMP, so that the necessary learning methods to overcome these problems. The method applied is Mind Mapping method, because the mind mapping method of learning mathematics students' creative thinking ability is better when compared to the learning method this background, this study aims to determine whether the ability of creative thinking of students learning mathematics using mind mapping better than the usual student learning. This research is a form of quasi-experimental pretest-posttest control group, the treatment methods of teaching and learning mind mapping regular conventional. Collecting data in this study is a description of the test as much as 4 questions, then the data is the ability to think creatively math scores of students were analyzed with descriptive and inferential statistics using two different test average. Based on the results of the data analysis we concluded that the increase in the ability to think creatively mathematical junior high school students are learning to use mind mapping method is better than the usual way. Keywords Creative Thinking Mathematics, Mind HamalikHamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung Bumi Permainan Bingo Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar KompetensiL M SholikahI G P A BuditjahjantoSholikah, L. M., Buditjahjanto, I. G. P. A. 2013. Pengaruh Permainan Bingo Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Namunketika menentukan judul sebuah skripsi tetap harus yang menarik dan menggunakan bahasa ilmiah, agar bisa diterima dosen pembimbing. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing si Kelas V SD Negeri 01 Tambaksari Surabaya. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Oleh Dwi Isna Wardani, KEGIATAN pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru harus dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan lebih mudah dan siswa merasa perlu untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno, guru menyampaikan materi pelajaran IPA dengan cara mengajak siswa mengamati video pembelajaran yang ditayangkan melalui LCD proyektor. Awalnya siswa nampak antusias menyimak video demi video pembelajaran. Tetapi lama-kelamaan, siswa terlihat mulai bosan dan hanya mengomentari tampilan yang ada pada video tersebut. Bukan pada materi pembelajaran yang disampaikan. Hal itu mengakibatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran IPA, serta hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi rendahnya kompetensi belajar siswa, penulis menerapkan metode pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa, mengembangkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Metode eksperimen experimental method dipilih untuk meningkatkan kompetensi belajar IPA di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno. Pembelajaran IPA di SD merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam dapat mencetak siswa bersikap ilmiah. Materi IPA yang disampaikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa dan tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi diri pribadi maupun kelestarian lingkungan alam sekitar Nurhaela, 20112. Sebab itu, pembelajaran IPA di SD seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan metode eksperimen . Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada peserta didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan Hamdayana, 2017125. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode ini menuntut keaktifan dan kreativitas siswa dalam melakukan suatu proses percobaan yang ditugaskan oleh guru. Peran guru dalam metode eksperimen sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan dalam melakukan eksperimen siswa lebih teliti, sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Langkah-langkah penerapan metode eksperimen, pertama tahap persiapan, yaitu mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk bereksperimen seperti bahan-bahan, alat, dan strategi pengerjaannya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan yang hendak dicapai, serta menyiapkan lembar kerja untuk siswa. Langkah kedua, yaitu tahap pelaksanaan dimulai dengan diskusi antara guru dengan siswa mengenai prosedur, alat, dan bahan eksperimen serta hal-hal penting selama eksperimen. Dalam tahap ini, guru membimbing, membantu, sekaligus mengawasi eksperimen yang dilakukan siswa. Guru selalu memperhatikan seluruh kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan seputar kegiatan eksperimen. Di akhir eksperimen, siswa membuat kesimpulan dan laporan sesuai dengan lembar kerja yang diberikan guru. Langkah terakhir, tahap tindak lanjut, yaitu guru berdiskusi dengan siswa mengenai hambatan selama kegiatan eksperimen berlangsung. Guru juga menanyakan perasaan siswa ketika menemui hambatan dan penyebabnya. Dari kegiatan ini terlihat antusias dan minat siswa semakin meningkat sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif. Kelebihan penerapan metode eksperimen menurut Djamarah 201084 yakni membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hasil-hasil dari percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Dengan metode eksperimen, siswa dapat membuktikan kebenaran teoritis secara empiris, sehingga siswa terlatih untuk membuktikan secara ilmiah. Kelebihan-kelebihan di atas membuat guru semakin yakin dan mantap untuk menerapkan metode eksperimen dalam menyampaikan materi pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno. Dengan penerapan metode eksperimen, aspek hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan guru untuk kompetensi belajar IPA sebesar 75. Sebelum diterapkan metode eksperimen, data awal hasil belajar dari total 23 siswa, yang tuntas KKM 10 siswa dengan rata-rata sebesar 70,25. Setelah menerapkan metode eksperimen, hasil belajar siswa mengalami peningkatan signifikan, yaitu siswa yang tuntas KKM menjadi 19 siswa dengan rata-rata hasil belajar naik menjadi 92,75. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Jatipurno tahun pelajaran 2022/2023. * * Guru SDN 1 Jatipurno, Kabupaten Wonogiri

pembelajaranyang berisi keterampilan proses dimana siswa dapat melibatkan seluruh indera yang dimilikinya untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar yang diperlukan harus sesuai dan dapat menunjang pembelajaran IPA serta mampu membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Bahan ajar juga harus sistematis dan menarik yang

p>Pembelajaran di dalam kelas merupakan ujung tombak dari seluruh kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh guru, keberhasilan guru dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya performansi guru dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam pembelajaran menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedang keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diciptakan guru. Dalam pembelajaran IPA, guru harus memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumber belajar yang berorientasi pada keterampilan proses dengan mengadakan pengamatan dan penelitian sehingga siswa akan aktif dan kreatif untuk menemukan suatu konsep dalam IPA selanjutnya siswa menjadi aktif dan asyik sehingga belajar IPA akan menyenagkan.

IWqnt4. 313 425 237 75 164 394 209 406 58

metode pembelajaran ipa yang menarik